my journal, Rumah Kayu

“Menunggumu di sini”

photo captured by Lolotan Dalimunthe
photo captured by Lolotan Dalimunthe

Tepat pukul 07.30, kamu tak kunjung datang. Aku menunggumu di sini, Frans. Lamunan panjangku tentangmu temaniku duduk di sini. Tahukah kamu, bahwa hidup ini terlalu singkat untuk kamu siakan. Aku tidak pernah menyesal mencintaimu. Entahlah, bagaimana denganmu? Apakah kamu merasakan hal yang sama.

Jarum detik terus berdenting hingga menggema ke seluruh ruang di jantungku. Aku semakin resah dan tak yakin kamu akan datang. Kamu bilang kita akan selalu bertemu di sini, setiap pagi pukul 07.00. Mengapa kamu belum muncul juga? Ada apa denganmu?
Jangan biarkan aku bertanya-tanya di kursi taman ini. Aku tak ingin ditemani kebisuan. Angin pagi ini seakan mewakili desiran kesepianku.

Jarum jam tanganku hampir menunjukkan angka 8. Kamu benar-benar tak akan muncul. Baiklah, aku pergi dan tak akan lagi percaya dengan janjimu di setiap pagi. Aku akan benar-benar melupakan momen menunggu di sini. Menunggu itu menyesakkan. Lupakan setiap pagi yang pernah kita miliki. Lupakan senyum pagi yang kuberi untukmu. Lupakan semua cerita cintamu padaku. Semuanya seolah mudah terhapus oleh cahaya matahari yang semakin berang.

Terimakasih pada waktu yang telah membuatku melamunkan dirimu. Sang waktu pula yang akan membuatku lupa padamu, Frans.

*untuk sebuah foto bercerita